khazanahIslam
new
Begini Perintah Nabi Muhammad Jika Terjadi Wabah Penyakit
Saturday, March 7, 2020
0
Gamber Ilustrasi. |
WABAH atau penyakit
menular, sudah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, wabah yang
cukup dikenal adalah pes dan lepra. Nabi pun melarang umatnya untuk memasuki
daerah yang terkena wabah, apakah itu pes, lepra, maupun penyakit menular lain.
Rasulullah bersabda,
"Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah
kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada,
maka janganlah kelian meninggalkan tempat itu," (Hadits Riwayat Bukhari
dan Muslim).
Ini merupakan metode
karantina yang telah diperintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mencegah wabah
tersebut menjalar ke negara-negara lain.
Untuk memastikan
perintah tersebut dilaksanakan, Nabi Muhammad mendirikan tembok di sekitar
daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan bahwa mereka yang bersabar dan
tinggal akan mendapatkan pahala sebagai mujahid di jalan Allah, sedangkan
mereka yang melarikan diri dari daerah tersebut diancam malapetaka dan
kebinasaan.
Peringatan
kehati-hatian pada penyakit lepra juga dikenal luas pada masa hidup Nabi
Muhammad SAW. Rasulullah menasihati masyarakat agar menghindari penyakit lepra.
Dari hadis Abu
Hurairah, Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Jauhilah
orang yang terkena lepra, seperti kamu menjauhi singa."
Di masa ke Khalifah
Umar bin Khattab, wabah kolera menyerang Negeri Syam. Khalifah Umar bersama
rombongan yang saat itu dalam perjalanan menuju Syam, terpaksa menghentikan
perjalanannya.
Umar pun meminta
pendapat kaum muhajirin dan kaum anshar untuk memilih melanjutkan perjalanan
atau kembali ke Madinah. Sebagian dari mereka berpendapat untuk tetap
melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi berpendapat untuk membatalkan
perjalanan.
Umar juga kemudian meminta
pendapat sesepuh Quraisy, yang kemudian menyarankan agar Kholifah tidak
melanjutkan perjalanan menuju kota yang sedang diserang wabah penyakit.
"Menurut kami, engkau beserta orang-orang yang bersamamu sebaiknya kembali
ke Madinah dan janganlah engkau bawa mereka ke tempat yang terjangkit penyakit itu,"
ujar sesepuh Quraisy sebagaimana dikutip dalam buku Pesona Akhlak Nabi, (Ahmad
Rofi' Usmani, 2015).
Namun di antara
rombongan, Abu Ubaidah bin Jarrah masih menyangsikan keputusan Khalifah.
"Kenapa engkau melarikan diri dari ketentuan Allah?" ujarnya.
Umar pun menjawab,
bahwa apa yang dilakukannya bukanlah melarikan diri dari ketentuan Allah
melainkan untuk menuju ketentuan-Nya yang lain. Keputusan untuk tidak
melanjutkan perjalanan pun semakin yakin saat mendapatkan informasi dari
Abdurrahman bin Auf, bahwa suatu ketika Rasulullah melarang seseorang untuk
memasuki suatu wilayah yang terkena wabah penyakit.
Begitupun masyarakat
yang terkena wabah tersebut untuk tidak meninggalkan atau keluar dari
wilayahnya.
Ini merupakan cara
mengisolasi agar wabah penyakit tersebut tidak menular ke daerah lain.
Negeri Syam kala itu
sekitar tahun 18 Hijriyyah, diterjang wabah qu'ash. Wabah tersebut menelan
korban jiwa sebanyak 25 ribu kaum muslimin.
Di antara sahabat
Nabi Muhammad saw yang meninggal akibat wabah qu'ash adalah Mu'adz ibn Jabbal,
Abu Ubaidah, Syarhbil ibn Hasanah, Al-Fadl ibn Al-Abbas ibn Abdul Muthallib.
Seperti diketahui,
saat ini wabah Virus Corona menyambut awal tahun 2020, di mana, wabah ini telah
membunuh lebih dari 2.700 orang di dunia dan menginfeksi lebih dari 80 ribu
kasus secara global.
Salah seorang dokter
yang berada digarda terdepan dalam memerangi virus ini, Liang Wudong dinyatakan
meninggal dunia Sabtu (25/1) di China. Hingga saat ini, otoritas kesehatan
dunia tengah berjuang untuk mencegah wabah corona virus ini menyebar lebih jauh.
Sumber: Republika
Editor : AM.
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment
Anda boleh berkomentar sesuai dengan tema artikel di atas. Lain dari itu, komentar Anda tidak akan dipublikasikan. Terimakasih.