Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa
Rasulullah ﷺ biasa berbuka puasa
dengan kurma;
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ
عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
“Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Nabi ﷺ biasa berbuka puasa sebelum
salat dengan ruthab (kurma basah). Jika tidak ada ruthab maka beliau berbuka
dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk
air.” [HR Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no.
1576). Dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil fi Takhrij Ahaadits
Manaaris Sabiil IV/45 no. 922]
Dokter Ahmad Abdurrauf Hasyim dalam
kitabnya Ramadan wath Thibb berkata:
“Dalam hadis tersebut terkandung hikmah
yang agung secara kesehatan. Nabi ﷺ telah memilih mendahulukan
kurma dan air dari pada yang lainnya, sedangkan kemungkinan untuk mengambil
jenis makanan yang lain sangat besar.
Namun karena ada bimbingan wahyu Ilahi,
maka Rasulullah ﷺ memilih jenis makanan kurma atau pun air sebagai yang terbaik
bagi orang yang berpuasa.
Maka, yang sangat diperlukan bagi orang
yang ingin berbuka puasa adalah jenis-jenis makanan yang mengandung gula, zat
cair yang mudah dicerna oleh tubuh, dan langsung cepat diserap oleh darah,
lambung, dan usus, serta air sebagai obat untuk menghilangkan dahaga.
Zat-zat yang mengandung gula, yaitu glukosa
dan fruktosa, memerlukan 5-10 menit untuk dapat terserap dalam usus manusia
ketika dalam keadaan kosong. Dan keadaan tersebut terjadi pada orang yang
sedang berpuasa. Jenis makanan yang kaya dengan kategori tersebut yang paling
baik adalah kurma, khususnya ruthab (kurma basah), karena kaya akan unsur gula,
yaitu glukosa dan fruktosa yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh” [Dimuat
oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy (hal.
400)]
Maka, urutan makanan yang terbaik bagi
orang yang berbuka puasa adalah:
• Ruthab (kurma basah),
• Tamr (kurma kering), kemudian
• Air.
Kalau itu pun tidak ada, maka boleh
menggunakan sirup atau air jus buah yang mengandung unsur gula yang cukup,
seperti air yang dicampur sedikit madu, jeruk, lemon, dan sebagainya. [Catatan
kaki yang terdapat dalam Shahih At-Thibb An-Nabawy fi Dhau-il Ma’arif
Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 401) oleh Syaikh Salim bin Ied
Al-Hilaly, cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H]
Ustadz DR Anwar Mufti rahimahullaah
berkata:
“Sesungguhnya usus menyerap air yang
mengandung gula membutuhkan waktu kurang lebih selama 5 menit. Hal ini dapat
cepat memerkuat tubuh yang sedang lemah. Sedangkan orang yang berbuka puasa
dengan langsung makan dan minum yang kurang mengandung unsur gula, maka apa
yang telah disantapnya baru diserap oleh lambungnya selama 3-4 jam.
Hal ini tidak terjadi bagi orang yang
berbuka puasa dengan mengonsumsi kurma yang banyak mengandung unsur gula,
karena proses penyerapannya dapat berlangsung relatif lebih cepat.” [Catatan
kaki yang terdapat dalam Shahih At-Thibb An-Nabawy fi Dhau-il Ma’arif
Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 401) oleh Syaikh Salim bin Ied
Al-Hilaly, cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H]
إرسال تعليق
Anda boleh berkomentar sesuai dengan tema artikel di atas. Lain dari itu, komentar Anda tidak akan dipublikasikan. Terimakasih.