events
gaya-hidup
new
photo
yahudi-nasrani
…Di hari Valentine banyak umat Islam yang latah mengucapkan
“Be Valentine” atau “Be My Valentine.” Ungkapan ini berarti ajakan untuk
menjadi martir pembela doktrin Kristen tentang Ketuhanan Yesus, Dosa Waris dan
Penebusan Dosa. Padahal semua doktrin ini sudah jelas kekafirannya dan
bertentangan dengan aqidah Islam… Bersambung ! Baca: Be Valentin, Be Murtadin...
Valentine: Oplosan Agama Berhala dan Kristenisasi
Friday, March 25, 2016
0
[Lanjutan]: Lupercalia dirayakan terakhir pada pemerintahan Anastasius I
pada 491-581 M. Ketika Katolik berkembang di Roma, para pastor tidak melawan
Lupercalia, tapi mengadopsinya untuk meneguhkan kekristenan dengan memasukkan
nuansa kristiani dalam ritual paganisme. Dengan dukungan Kaisar Konstantin,
Paus Gregory I merubah nama-nama dewa pagan dengan mitos martir kristiani,
yaitu Santo Valentinus.
Pada tahun 496 M, secara resmi Paus Gelasius I menjadikan
tanggal 14 Februari sebagai hari raya untuk menghormati martir Santo Valentine
dengan nama Saint Valentine’s Day.
Dalam martirologi Katolik Kuno, konon ada tiga St Valentine
berbeda, yang pesta ulang tahun kematiannya sama-sama dirayakan pada tanggal 14
Februari.
Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908) menyebut
nama Valentinus paling tidak merujuk pada salah satu dari tiga martir atau
santo (orang yang dianggap suci) yang hidup pada yang hidup pada akhir abad
ke-3 pemerintahan Kaisar Romawi Claudius II. Uniknya, kisah kedua martir
tersebut tidaklah romantis sama sekali, yaitu:
Valentine of Rome,
yaitu seorang pastur di Roma yang tewas dibunuh
pada tahun 269 M. Konon, jenazahnya kemudian dikubur di Via Flaminia dan
reliknya berada di Gereja Saint Praxed di Roma.
Valentine of
Terni, yaitu seorang uskup Interamna (sekarang Terni, terletak sekitar 60 mil
dari Roma). Atas perintah Prefek Placidus, ia ditangkap, didera, dan dipenggal
kepalanya pada tahun 197 M, dalam masa penganiayaan Kaisar Claudius II. Konon,
ia juga dikubur di Via Flaminia, dan reliknya terdapat di Basilica Santa
Valentine di Terni.
Valentine of
Africa, seorang pastur yang menjadi martir bersama beberapa pendampingnya di
provinsi Romawi Africa. Tetapi, tidak banyak yang diketahui mengenai santo ini.
Pada intinya, ketiga orang kudus ini, yang semuanya bernama Valentine,
menunjukkan kasih yang gagah berani bagi Tuhan dan Gereja-Nya.
Ketiga orang itu semuanya mati dieksekusi dengan alasan yang
sama, yaitu mempertahankan doktrin Ketuhanan Yesus saat diancam untuk berpindah
ke agama Pagan Romawi Kuno.
Jadi, latar belakang Hari Valentine sama sekali tidak ada
kejadian atau cerita tentang romantisme atau kasih sayang dalam kisah-kisah
tentang ketiga orang di atas. Hubungan antara ketiga martir ini dengan hari
raya cinta romantis juga tidak ada sama sekali. Justru yang ada hanyalah kisah
kematian tragis yang tidak ada romantis-romantisnya sama sekali.
Di kemudian hari, Paus Gelasius I membongkar kepalsuan mitos
Santo Valentine. Ia menegaskan, sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai
martir-martir ini. Namun tanggal 14 Februari tetap dijadikan sebagai hari raya
peringatan santo Valentinus, semata-mata untuk mengungguli popularitas hari
raya Lupercalia pada tanggal yang sama.
Menyadari kekeliruan yang telah dilakukan para Paus
terdahulu, maka hari raya Valentine dihapus dari kalender gerejawi pada tahun
1969, dengan alasan untuk menghapus daftar para santo yang asal-muasalnya
dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun karena sudah mendarah
daging selama berabad-abad pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki
tertentu.
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment
Anda boleh berkomentar sesuai dengan tema artikel di atas. Lain dari itu, komentar Anda tidak akan dipublikasikan. Terimakasih.