events
gaya-hidup
new
photo
yahudi-nasrani
Be Valentin, Be Murtadin..!
Friday, March 25, 2016
0
Di hari Valentine banyak umat Islam yang latah mengucapkan
selamat Valentine kepada orang yang dikasihi dan dicintainya. Ungkapan yang
paling populer adalah “Be Valentine” atau “Be My Valentine.”
Jika memahami asal-usul Valentine’s Day, maka ungkapan ini
berarti ajakan untuk menjadi martir pembela doktrin Kristen tentang Ketuhanan
Yesus, Dosa Waris dan Penebusan Dosa. Padahal semua doktrin ini sudah jelas
kekafirannya dan bertentangan dengan aqidah Islam. Rasulullah SAW
memperingatkan tindakan ini bisa menyebabkan kekafiran:
“Barang siapa yang meniru suatu kaum (agama) maka dia
termasuk kaum (agama) itu” (HR Tirmidzi).
…Merayakan Valentine’s Day berarti melestarikan tradisi mesum
orang-orang kafir kuno dalam ritual Lupercalia. Sekali merayakan Hari
Valentine, kita terjerumus pada kemurtadan akidah dan kemaksiatan….
RAYAKAN VALENTINE, KEMBALI KE ZAMAN BERHALA
Umat Kristen di Yerusalem, Lebanon, Syiria, Rusia dan agama
Nasrani dari non-Barat tak pernah mengadakan misa Valentine, dan tak pernah
memiliki kalender religius untuk Santo Valentine.
Pihak Katolik sendiri, yang semula mencetuskan hari raya
Valentine, telah menghapusnya dari kalender gerejawi sejak tahun 1969. Saat
ini, Gereja Katolik menjadikan 14 Februari sebagai hari Peringatan Wajib
(Memoria Obligatoria) untuk Santo Metodius dan Santo Sirilus. Sedangkan hari
Santo Valentinus tidak lagi dimasukkan dalam
Calendarium Sanctorale (Kalender Liturgi). Sejak pembaharuan liturgi
tahun 1969, St. Valentinus tidak lagi dimasukkan namanya ke dalam Kalender
Liturgi Gereja Universal.
Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) juga tidak memasukkan nama Santo Valentinus
ke dalam Kalender Liturgi yang berlaku lokal di Indonesia.
Romo Franz Magnis Suseno, Pengajar di Sekolah Tinggi
Filsafat Driyarkara (STF Driyarkara) mengaku
tidak mengetahui Valentine Day sebagai Hari Kasih Sayang. Sebab di dalam
Katolik pun tak mengenal Valentine Day, hanya sekedar mempromosikan barang
dagangan. Jutaan bahkan milyaran orang merayakan Valentine tiap tahunnya.
Milyaran mawar dipetik, puluhan juta kilogram coklat didistribusikan dan jutaan
kartu ucapan dibuat.
“Valentine Day hanya sebagai ajang kapitalis bisnis untuk
melakukan keuntungan dari perayaan itu,” kecamnya.
Jika Katolik yang mencetuskan Hari Valentine sudah menyadari
kekeliruannya, maka sangat memalukan bila ada umat Islam yang masih latah
merayakannya. Tanpa sadar mereka mengulangi kebodohan orang-orang kafir
berabad-abad yang lalu.
Yang paling menjijikkan, kalangan muda-mudi kerap memaknai
Valentine’s Day secara berlebihan dan salah kaprah, khususnya dalam hal
berpacaran. Akibatnya hari ini kerap terjadi hubungan perzinaan alias kumpul
kebo yang dianggap sebagai bagian dari kasih sayang.
Tanpa disadari, mereka melestarikan tradisi mesum
orang-orang kafir kuno dalam ritual Lupercalia. Padahal Allah SWT telah
melarang keras segala perbuatan yang mendekati perzinaan: “Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk” (Qs Al-Isra 32).
Sekali merayakan Hari Valentine, kita terjerumus pada
kemurtadan akidah dan kemaksiatan. []
[Pernah dimuat di Tabloid Suara Islam edisi 152, hlm 10]
Sumber: Panjimas.com
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment
Anda boleh berkomentar sesuai dengan tema artikel di atas. Lain dari itu, komentar Anda tidak akan dipublikasikan. Terimakasih.