Ibadah-Ibadah Sunnah Bagi Wanita Haid di Bulan Ramadhan

SHAUM di bulan ramadhan adalah
wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita yang sudah baligh dan berakal sehat.

Bagi wanita muslimah, ada beberapa ketentuan yang diperbolehkan berbuka (tidak shaum) disiang hari pada bulan ramadhan. Salah satunya yaitu ketika
kedatangan tamu yang tidak diundang, yakni, haid.

Haid bagi muslimah merupakan kodrat dengan keluarnya darah yang tidak disebabkan oleh penyakit.

Hikmah haid bagi muslimah adalah merupakan training atau latihan, karena muslimah pada akhirnya akan mempunyai anak dan harus membersihkan kotoran pada anaknya yang masih bayi, maka Allah SWT memberikan training berupa haid, sehingga nantinya terbiasa dalam merawat bayinya di kemudian hari.

Muslimah yang sedang kedatangan haid atau nifas di bulan ramadhan dilarang melaksanakan shaum, namun diwajibkan mengqhdanya di hari­-hari lain di luar bulan Ramadhan.

Imam Abu Hamid Al Ghazali mengatakan bahwa: “Ilmu yang harus dimengerti oleh muslimah baik muda maupun tua, baik belum menikah maupun sudah menikah adalah Ilmu Haid."

Menurut Imam Abu Hamid Al Ghazali pula, mencari Ilmu tentang haid sama wajibnya dengan belajar Surat Al Fatihah, sehingga seorang istri boleh memaksa keluar untuk mempelajari masalah haid.

Dari Abu Sa’id Al­Khudriy r.a, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Bukankah Wanita itu jika sedang haid dia tidak shalat dan tidak shaum? Itulah kekurangan agamanya.” (HR.Bukhari).

Aisyah r.a, pernah berkata pula; “Kami mengalami haid, maka Kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk mengqadha Shaum, namun tidak diperintahkan untuk mengqadha Shalat."
(H.R. Bukhari­Muslim/Dalam Shahih Jami No. 3514).

Walaupun tidak diperbolehkan shaum dan shalat, namun tentunya sebagai muslimah tidak akan kehilangan momentum keutamaan dan keberkahan di bulan ramadhan yang segala amalan dilipatgandakan pahalanya, yakni dengan melakukan amalan­-amalan yang dicintai oleh Allah SWT.

Banyak ibadah sunnah lainnya yang dianjurkan yang dapat dilakukan oleh para muslimah yang sedang haidl, diantaranya:

A. Meyediakan dan memberi ifthar (hidangan berbuka), kepada orang­orang yang shaum baik bagi anggota keluarga maupun saudara­-saudara se-Muslim.

Ifthar adalah amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, karena mengandung pahala yang besar dan kebaikan yang berlimpah.

Rasulullah SAW Bersabda: "Barang siapa yang memberi ifthar (hidangan untuk berbuka) bagi orang­-orang yang
shaum/berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang shaum/berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun." (H.R. Bukhari Muslim).

Salman Al­Farisi r.a, menceritakan bahwa Rasulullah SAW saat berkhutbah menjelang Ramadan, dalam khutbahnya pernah berkata: “Siapa saja yang memberi (hidangan buka shaum) kepada orang yang shaum/puasa dengan seteguk susu, sebiji kurma, atau seteguk air, dan siapa yang mengenyangkan orang shaum maka Allah akan memberi minum dari telaga dengan satu tegukan, yang
menyebabkan tidak haus sampai masuk surga. Inilah bulan, yang awalnya adalah Rahmah, pertengahannya adalah Maghfirah, dan akhirnya adalah ‘Itqun Minan nar (pembebasan dari api neraka). Oleh karenanya, perbanyaklah melakukan 4 hal itu dalam bulan Ramadhan."

B. Menjauhi Larangan Agama.

Muslimah yang bijak tentunya berupaya memanfaatkan setiap detik dan sekecil apapun amalan di bulan Ramadhan walaupun ketika sedang haid, untuk mendapat
pahala bulan Ramadhan yaitu dengan berusaha menjauhi segala yang dilarang oleh ajaran, dan berusaha menjaga lisan dengan tidak mengunjing dan selalu berusaha untuk berkata­kata penuh makna dan manfaat.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa Tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi Allah baginya shaum/puasa dari makan dan minum." (HR Bukhari).

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata­kata yang baik atau diam.”(HR.
Bukhari­Muslim).

C. Memperbanyak Berdo'a dan Berdzikir Sepanjang Hari.

Berdoa dibulan ramadhan sangatlah mustajab, dan sangat dianjurkan, tentunya sebagai muslimah juga memanfaatkan waktu dengan senantiasa memperbanyak berdo'a dan
bedzikir kepada Allah SWT.

Allah berfirman: "Berdoalah kalian kepada­-Ku. Niscaya akan
Aku perkenankan do'a kalian ." (QS. Al­Mu’min: 60).

Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Tidak ada kaum/seseorang yang Berdzikir kepada Allah
kecuali mereka di kelilingi oleh malaikat­malaikat, di liputi oleh Rahmat, turun kepada mereka ketentraman, dan Allah menyebut mereka sebagai orang­orang yang di sisi­-Nya.”
(HR. Muslim).

Walau muslimah ketika haid tidak diperbolehkan shalat, namun demikian. ketika adzan usai dikumandakan sangat
dianjurkan untuk berdoa dan berdzikir.

Rasulullah SAW Bersabda: “Dari Jabir Bin Abdullah r.a. Bahwa Rasulullah SAW Bersabda: "Barangsiapa mendengar
panggilan adzan lalu ia Berdoa: Ya Allah Ya Rabb, Pemilik seruan yang sempurna ini, dan solat yang akan didirikan,
karuniakanlah kepada Rasulullah SAW. Wasilah dan keutamaan dan tempatkanlah ia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan, Akan Mendapatkan Syafaatku kelak
pada hari kiamat." (HR. Bukhari).

D. Mengingatkan anggota keluarga dalam kebaikan, terutama saudara laki­laki agar senantiasa shalat berjamaah
dimesjid.

Rasulullah SAW Bersabda: “Dan jikalau mereka mengetahui apa­ apa yang ada pada (kebaikan) shalat Isya dan shubuh, niscaya mereka akan mendatangi keduanya meski dalam keadaan merangkak. Bahkan mereka akan mencintainya.”
“Berikanlah kabar gembira kepada orang­orang yang berjalan bersama­sama ke masjid di kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari akhir nanti.” (H.R AtTirmidzi).

E. Mengingatkan anggota keluarga untuk menunaikan solat sunat terutama solat sunnat dhuha dan solat sunat qiyamul lail.

Sebagaimana kita telah ketahui bersama bahwa solat sunnat dhuha dan solat sunnat qiyamul lail adalah merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Terlebih bila kita menunaikannya di saat bulan ramadhan yang penuh limpahan rahmat dan karunia Nya,banyak faedah dan keutamaannya.

Rasulullah SAW Bersabda: “Barangsiapa yang shalat Subuh
berjamaah, lalu duduk dzkir kepada Allah SWT hingga terbit matahari, kemudian shalat dhuha dua rakaat, maka untuknya pahala haji dan umrah,sempurna,sempurna sempurna.” (HR. At­Tirmidzi).

“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih Al­Jami`: 634).

“Hendaklah kalian mendirikan qiyamul lail, karena dia adalah amalan orang­orang shalih sebelum kalian, jalan untuk mendekatkan pada Rabb kalian, penghapus dosa-dosa, pencegah
maksiat, dan penolak masuknya penyakit ke jiwa." (HR. At­ Tirmidzi).

F. Menyibukkan diri menuntut Ilmu yang bermanfaat.

Salah satu kreteria wanita shalehah adalah selalu bersemangat dalam menuntut ilmu, semangat dalam
mengamalkan ilmu nya, dan semangat pula dalam mengajak orang lain agar mengamalkan ilmunya.

Dengan demikian di bulan ramadhan ini walau terhalang dengan tidak shaum
seyogiyanya menyibukkan diri meluangkan waktu untuk bersemangat menuntut ilmu yang manfaat untuk dunia dan akhirat.

Rasulullah SAW Bersabda: “Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut Ilmu, Niscaya Allah SWT menunjukkan jalan menuju Surga Baginya." (H.R. Muslim).

“Barangsiapa wafat dalam menuntut Ilmu (dengan maksud) untuk mengidupkan Islam, Maka antara dia dan Nabi­Nabi satu derajat di dalam Surga.”(H.R. At­Thabrani).
Previous article
Next article

Leave Comments

Post a Comment

Anda boleh berkomentar sesuai dengan tema artikel di atas. Lain dari itu, komentar Anda tidak akan dipublikasikan. Terimakasih.

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel