Kekuasaan Itu Amanah, Semakin Tinggi Kekuasaan, Semakin Tinggi Pula Amanah yang Diembannya
BERKAH KEKUASAAN - Oleh: Yan Hasanudin Malik
KHAZANAH: Kekuasaan itu amanah. Semakin tinggi kekuasaan, makin tinggi pula amanah yang diembannya. Makin besar kekuasaan, maka akan semakin besar juga godaannya.
Karena itu orang yang mendapatkan amanah tadi harus memiliki iman yang kuat, istikomah bersikap dan terus menerus membina dirinya dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam Alquran, terdapat ayat yang membicarakan dampak dari suatu kekuasaan. Misalnya dalam surat al-Haj ayat 40:
"...seandainya Allah tidak menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah rumah ibadah orang Yahudi, dan mesjid-mesjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah..."
Kekuasaan harus berdampak positif bagi kelompok non muslim untuk bisa dengan tenang menjalankan agama dan beribadah. Tempat-tempat ibadah mereka terjaga dari perusakan atau gangguan, dan hak-hak mereka dijamin oleh Undang-undang maupun kebijakan pemerintah.
Siapakah orang yang bisa menjalankan itu ? Dalam ayat selanjutnya dalam QS al-Hajj ayat 41 Allah berfirman;
"Yaitu orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.."
Ayat ini menegaskan bahwa jika umat Islam berkuasa, berkah kekuasaannya akan dirasakan bukan hanya oleh kaum muslimin tetapi juga oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani dan kelompok agama lain.
Tetapi jika kekuasaan itu dipegang oleh non muslim, maka umat Islam akan menderita, mereka mengalami siksaan, fitnah dan beragam kekejaman.
Bandingkanlah keadaan kaum Yahudi dan Nasrani selama masa Rasulullah di Medinah, pada masa khalifah Umar bin Khattab, atau pada daulah Umayyah, Abbasiyyah, dan masa pemerintahan umat Islam lainnya. Kaum non muslim hidup dalam keadaan aman tenteram. Agama mereka dihormati.
Dalam hubungan inilah, pada ayat lain, QS 60 (al-Mumtahanah) ayat : 8 dan 9, Allah memerintahkan untuk berlaku adil pada orang-orang non muslim, bersikap baik pada mereka, dan tidak melarang kaum muslim menjalin hubungan dengan mereka selama mereka tidak memerangi agama kita dan tidak mengusir kita dari kampung halaman kita.
Karena itu memilih pemimpin muslim yang memiliki kesadaran agama tinggi, memiliki integritas yang baik, memiliki kapabilitas dan kapasitas yang layak dan track record yang tidak tercela dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun sosialnya, merupakan kewajiban syar'i yang harus kita jalankan!
Memperhatikan tuntunan syariah Islam, pada siapakah pilihan kita jatuhkan ? Tentu kita bersepakat untuk memilih ARB sebagai presiden mendatang. Mudah- mudahan Allah menjawab dan mengabulkan do’a-do’a kaum muslimin yang selama ini dipinggirkan dari kekuasaan... !!!
Sukabumi, 28 September 2022
Leave Comments
Post a Comment
Anda boleh berkomentar sesuai dengan tema artikel di atas. Lain dari itu, komentar Anda tidak akan dipublikasikan. Terimakasih.