6 Keanehan Ini akan Menimpa Umat Muhammad SAW
Ilustrasi.
Dari Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwasya Rasulullah SAW bersabda;
سيأتي على الناس زمان لا يبقى من الإسلام إلا اسمه, ولا من
القرآن إلا رسمه, مساجدهم عامرة وهي خرابٌ من الهدى, علماؤهم شر من تحت أديم السماء,
من عندهم تخرج الفتنة وفيهم تعود
“Akan datang pada
manusia suatu masa, di mana tidak tinggal dari pada Islam kecuali tinggal
namanya saja, tidak tinggal daripada Al Quran kecuali tingga tulisannya saja.
Masjid-masjid mereka indah-indah, tetapi ia kosong dari hidayah. Ulama mereka
adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah (naungan) langit. Dari merekalah
keluarnya fitnah, dan kepada merekalah fitnah itu akan kembali”. (Hadis riwayat
Al Baihaqi).
Syiar Islam seperti
salat, zakat, maupun haji telah habis dan hilang, dan ilmu-ilmu alquran telah
hilang pula. Adab dan penulisannya tinggal tradisi bukan sebagai ibadah dan
kajian terhdap ilmu.
Bahkan dalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW memberikan nubuat mengenai persoalan-persoalan yang akan
menimpa umat Islam.
Dalam hadits itu
dikatakan bahwa suatu saat, 6 keanehan akan menimpa umat Islam. Syihabuddin
Ahmad bin Hajar al-Asqalani dalam karyanya, Nashaihul ‘Ibad (hal 42), mengutip
sebuah hadits tentang keanehan yang akan menimpa umat Islam. Menurut Rasulullah
SAW, jumlahnya ada enam perkara.
سِتَّةُ أَشْيَاءَ هُنَّ غَرِيْبَةٌ فِيْ سِتَّةِ مَوَاضِعَ:
اَلْمَسْجِدُ غَرِيْبٌ فِيْمَا بَيْنَ قَوْمٍ لَا يُصَلُّوْنَ فِيْهِ، وَالْمُصْحَفُ
غَرِيْبٌ فِيْ مَنْزِلِ قَوْمٍ لَا يَقْرَؤُوْنَ فِيْهِ، وَالْقُرْآنُ غَرِيْبٌ فِيْ
جَوْفِ الْفَاسِقِ ، وَالرَّجُلُ الْمُسْلِمُ غَرِيْبٌ فِيْ بَيْتِ امْرَأَةٍ رَدِيْئَةٍ
سَيِّئَةِ الْخُلُقِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُسْلِمَةُ الصَّالِحَةُ غَرِيْبَةٌ فِيْ بَيْتِ
رَجُلٍ ظَالِمٍ سَيِّئِ الْخُلُقِ، وَالْعَالِمُ غَرِيْبٌ بَيْنِ قَوْمٍ لَا يَسْتَمِعُوْنَ
إِلَيْهِ
Pertama, masjid menjadi bangunan yang aneh. Bangunan masjid
berdiri megah, dibangun dengan susah payah, dan berada di tengah-tengah
perkampungan yang padat penduduknya. Namun, orang-orang di perkampungan itu
enggan melaksanakan ibadah sholat di masjid.
Kedua, mushaf Alquran menjadi perkara aneh. Orang-orang
berlomba-lomba mengoleksi Alquran di rumahnya. Mereka membeli Alquran model
terbaru dengan harga mahal.
Namun, setelah berada
di rumah, Alquran hanya menjadi simbol kebanggaan. Kitab suci ini dipajang di
rak dan jarang sekali dibaca, apalagi dihayati makna dan kandungannya.
Ketiga, banyak orang berlomba-lomba menghafal Alquran.
Namun, sedikit sekali orang yang berlomba-lomba mengamalkan isi dan
kandungannya.
Keempat, aneh sekali, banyak wanita salihah yang bersuami
laki-laki yang tidak taat dalam melaksanakan ajaran agama.
Kelima, aneh sekali, banyak laki-laki saleh yang beristri wanita
yang tidak taat beragama.
Keenam, aneh sekali, orang alim (yang memahami ilmu agama)
berada di tengah-tengah masyarakat, tetapi masyarakat sudah enggan lagi
mendengar fatwa-fatwanya. Petuah-petuahnya hanya dijadikan tontonan, bukan
dijadikan tuntunan.
Sementara itu, Imam
Ghazali dalam karyanya Minhajul ‘Abidin (hal 16) mengutip sabda Rasulullah yang
disampaikan kepada Haris Ibnu Umairah.
“Jika umurmu panjang,
kamu akan menghadapi suatu zaman yang aneh. Pada zaman tersebut akan banyak
ahli pidato yang piawai dalam menyampaikan pidatonya, tetapi sangat sedikit
dari kalangan mereka yang benar-benar ulama (memahami ilmu agama dan hatinya
takut kepada Allah). Pada zaman tersebut akan banyak sekali orang yang
memerlukan bantuan (banyak orang miskin), tetapi sangat sedikit orang yang mau
menolong mereka dan pada zaman tersebut keikhlasan dalam mencari ilmu sudah
sirna. Orang-orang mencari ilmu hanya mengikuti keinginan hawa nafsu belaka.”
Harits ibnu ‘Umairah
merasa heran, kemudian ia bertanya, “Ya Rasulullah, kapan hal tersebut akan
terjadi?” Kemudian, Rasulullah menjawab, “Nanti apabila ibadah sholat telah
dimatikan (orang-orang tidak mengaplikasikan nilai-nilai ibadah sholat dalam
kehidupan sehari-hari), menjamurnya suap-menyuap (jual beli hukum dan jabatan),
serta orang-orang telah rela menjual agama demi kesenangan hidup di dunia
semata. Jika keadaan tersebut sudah terjadi maka selamatkanlah dirimu.”
Mari kita perhatikan
dan renungkan perkara-perkara aneh tersebut, sudahkah terjadi di sekitar
kehidupan kita? Jika sudah, tak ada jalan terbaik bagi kita selain
menyelamatkan diri kita masing-masing. Allahu a'lam..
Leave Comments
Post a Comment
Anda boleh berkomentar sesuai dengan tema artikel di atas. Lain dari itu, komentar Anda tidak akan dipublikasikan. Terimakasih.