kajian
new
news
Syiah Iran benar-benar ancaman nyata terhadap NKRI
Monday, March 2, 2015
0
kangMalik-as – Dalam
acara yang digelar oleh Majelis Taqarrub Ilallah (MTI) / Temu Pembaca Suara
Islam (TPSI) di Masjid Abu Bakar As-Shiddiq Cawang, Jakarta Timur, Sabtu 28
Februari 2015 saya sangat mengapresiasi acara ini, semoga terus diberdayakan
dan dikembangkan oleh seluruh elemen organisasi Islam. Sebagai pembicara utama
dalam kajian tersebut, selain itu hadir pula KH. Lutfie Hakim (Ketua Umum FBR)
dan KH Ahmad Sobri Lubis (Waketum FPI), saya nyatakan – dengan sejumlah
informasi dan data – bahwa Syiah Iran benar-benar ancaman nyata terhadap NKRI,
selain tentunya terhadap aqidah Islam. Syiah Iran adalah Rafidhah, semua Syiah
di Inonesia tunduk dan patuh kepada Iran.
Dalam acara kajian tersebut, saya menilai masih banyak
diantara kita yang tidak mengerti apa dan bagaimana sebenarnya ideologi Syiah.
Imamah memang merupakan sebagai pokok ajaran elementer bagi Syiah, terutama
Syiah Imamiyyah. Syiah Imamiyyah yang paling mendominasi saat ini adalah Itsna
Asyariyah yang berpusat di Iran. Pasca Revolusi Iran tahun 1979, Syiah telah
mengalami suatu evolusi dan transformasi ideologi Imamah, yakni dengan hadirnya
kelembagaan Wilayat al-Faqih yang notabene produk pemikiran kaum Syiah Ushuli.
Syiah Ushuli inilah yang sangat progresif revolusioner, menganggap semua
pemerintahandi dunia ini tidak sah kecuali atas keberlakuan Imamah. Secara
jelas dan nyata hal ini dapat dilihat pada Konstitusi Iran tepatnya, Pasal 2 jo
Pasal 5 jo Pasal 12 jo Pasal 56 jo Pasal 57. Melalui kelembagaan Wilayat
al-Faqih dengan Waly al-Faqih (Iran: Rahbar) semua orang di dunia ini harus
tunduk dan patuh pada Rahbar, karena posisi Rahbar adalah sebagai Wakil Imam
Kedua Belas (Imam Mahdi as) selama masa ghaib. Semua orang wajib mengangkat
baiat kepada Imam Mahdi as yang dalam praktiknya diberikan kepada Rahbar,
karena ia sebagai penguasa sementara selama masa ghaibnya sang Imam .
Syiah Iran menginginkan keberadaan Rahbar selalu abadi,
boleh berganti orangnya namun tidak dapat dihapuskan jabatan Rahbar dalam
kelembagaan Wilayat al-Faqih, untuk kepentingan ini, maka Iran melarang adanya
penghapusan Imamah dan Wilayat al-Faqih dalam konsitusinya (Lihat: Pasal 12 jo
Pasal 57). Maksud dan tujuan pelarangan itu tidak lain adalah dimaksudkan untuk
melanggengkan jaran Syiah dengan menginduk kepada Iran untuk mewujudkan kembali
kekuasaan Persia yang telah dihancurkan oleh Khalifah Syaidina Umar bin Khathab
ra. Syiah Iran sengaja mengkultuskan Syaidina Husein bin Ali bin Abi Thalib ra,
mengingat beliau ra menikah dengan Syahbanu putri Kaisar terakhir Persia yakni
Yazirgid.Syiah Iran mengklaim dari keturunan Syaidina Husein ra akan muncul
Imam Mahdi as. Padahal Imam Mahdi kelak nanti akan dilahirkan melalui keturunan
Syaidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra.
Menurut riwayat hadits Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa
Imam Mahdi, namanya seperti namaku dan nama bapaknya seperti dengan nama
bapakku, beliau adalah Muhammad bin Abdullah dan kemunculannya dari Madinah.
Sedangkan Syiah mengklaim munculnya dari Isfahsan (daerah Iran) yang akan
membangkitkan Syaidina Abu Bakar As-Shiddiq ra dan Syaidina Umar bin Khathab ra
lalu kemudian menghukumnya dalam rangka pembalasan dendam, karena Syiah Iran
menuduh kedua sahabat mulia Nabi Muhammad SAW telah merebut hak imamah Syaidina
Ali bin Abi Thalib ra.
Sesungguhnya yang dinantikan oleh Syiah Iran adalah
Al-Masikhul Dajjal Al-Muntazar Laknatullah, bukan Imam Mahdi. Kondisi yang
demikian, hampir serupa dengan keyakinan kaum Yahudi yang mengetahui akan
hadirnya Nabi terakhir dari keturunan Nabi Ibrahim as, mereka menginginkan dari
ras mereka melalui Nabi Ishak as, namun ternyata Nabi terakhir dari keturunan
Nabi Ismail as. Nabi Ishak as melahirkan para Nabi , tidak demikian halnya
dengan Nabi Ismail as. Ketika Nabi Muhammad SAW menjadi Nabi terakhir, mereka
ingkar dan berbuat makar hingga saat ini dan berlanjut kelak sampai hadirnya
Perang di Akhir Zaman (Al-Mahamah Al-Khubro/Armageddon). Hal yang sama terjadi
pada Syiah Iran, mereka menduga Imam Mahdi dari keturunan Syaidina Husein ra,
namun ternyata nanti dari keturunan Syaidina Hasan ra. Inilah siasat Yahudi
untuk mengeksodus umat Islam menjadi Syiah dan otomatis menjadi pengikut Dajjal
laknatullah dimasa yang akan datang.
Dalam acara Majelis Taqarrub Ilallah juga saya buktikan
bahwa Syiah Iran merekrut berbagai preman-preman untuk menjadi tameng
menghadang acara-acara sosialisasi tentang kesesatan Syiah, seperti yang
terjadi di Karawang (2014), Bintaro (2014), Sentul (2015) hingga kasus
Az-Zikra. Fakta telah berbicara, bahwa Syiah menggunakan tangan-tangan para
preman, ditambah lagi dengan maraknya para imigran Syiah di berbagai wilayah
seperti kawasan Bogor (Puncak) dan Kalimantan. Selain itu sejumlah pasukan siap
mati mereka organisasikan, seperti pasukan Badar pimpinan Mayor (Laut) Isa
Al-Mahdi Al-Habsyi, Pasukan Garda Kemerdekaan yang didirikan oleh Prof. Dawam
Rahardjo, dan sejumlah pasukan lainnya yang tersebar di berbagai daerah. Wacana
pembunuhan terhadap para ulama Ahlussunnah dan tokoh-tokoh pegiat anti Syiah
bukan “omong kosong”, terbukti pada tahun 2013 Syiah telah mengirim 16 orang
untuk berlatih militer di Lebanon dengan kekhususan sebagai penembak jitu.
Saya siap untuk bermubahalah dengan siapa saja yang menolak
pernyataan ini: bahwa Organisasi Syiah yang ada di Indonesia seperti IJABI
ataupun ABI semuanya menginduk kepada Rahbar Iran.
Penamaan Republik Islam Iran harus kita tolak, jangan
menyebut Revolusi Islam Iran dan jangan pula mengatakan Republik Islam Iran,
cukup katakana Revolusi Iran dan Republik Iran. Wahai para pendukung dan
simpatisan Syiah sadarlah akan sinyal ancaman Syiah Iran ini. Tidak benar jika
dikatakan “tidak Sunni tidak Syiah tapi Jumhur Islamiyah”, itu adalah bahasa
kamuflase Syiah dalam ranah taqiyyah. Kelak nanti ketika mereka (baca: Syiah)
kuat taqiyyah akan berubah menjadi tabiah, yakni mobilisasi untuk melakukan
perlawanan yang lebih dahsyat terhadap Islam dan NKRI.
Takutlah akan catatan sejarah yang akan menuliskan nama-nama
pendukung dan simpatisan Syiah di Republik Indonesia yang akan menjadi bahan
bacaan generasi selanjutnya. Terlebih lagi tanggung jawab kepada Allah SWT dan
bagaimana kita ketika berhadapan dengan sang idola Nabi Muhammad SAW yang telah
mewasiatkan kepada umat yang memiliki ilmu tentang kewajiban untuk membela
sahabat-sahabat beliau SAW dari caci-maki Syiah Rafidhah, jika tidak maka
laknat Allah, laknat seluruh malaikat dan seluruh manusia kepadanya (Lihat:
Qanun Asasi Nahdlatul Ulama).
Syukur Alhamdulillah, penjelasan dari KH. Ahmad Sobri Lubis
yang mewakili FPI sangat memuaskan. Beliau berkali-kali menegaskan bahwa FPI
tidak akan membiarkan Syiah melaknat para sahabat Nabi SAW, Syiah Rafidah harus
ditindak oleh aparat penegak hukum. Sebelumnya, saya mendengar ceramah Habib
Rizieq Syihab dalam acara Maulid di Jl. Wedana Jakarta Timur, beberapa hari
yang lalu, dikatakan bahwa Syiah tidak ada yang baik, Syiah sama dengan “Kecoa”
suka dengan kotoran. Selanjutnya, Habib Rizieq Syihab mengatakan jika mereka
menyerang, umat kita harus siap!. Suatu pernyataan yang sangat mendukung bagi
umat Islam dalam rangka melawan radikalisme Syiah.
Begitupun pernyataan KH. Luthfie Hakim yang menegaskan,
bahwa dirinya bukan Syiah, adalah suatu pernyataan klarifikasi yang tepat.
Selama ini media Syiah selalu menggunakan nama besar FBR untuk kepentingan
Syiahisasi. Dengan pernyataan ini, maka FBR bukan alat Syiah dan FBR sangat
mendukung gerakan perlawanan terhadap aksi-aksi brutal/premanisme darimanapun
datangnya, FBR akan tampil di depan, bukan di belakang.
Kita berharap kedua kekuatan ini (FPI dan FBR) senantiasa
aktif menjaga aqidah Ahlussunnah wal Jamaah dari segala aksi penyimpangan dan
penodaan agama, amin ya Robbal alamin.
Kepada KH. Muhammad Al-Khaththat (Sekjen FUI) saya mengucapkan
terima kasih yang sangat besar, jazakumullah khoiron katsier, semoga Suara
Islam sebagai penyelenggara tetap Jaya, amin ya Robbal alamin.
Jakarta, 28 Februari 2015
Sumber: arrahmah.com, Oleh : DR. H.
Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM.
Penulis buku Syiah Ancaman terhadap NKRI
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment
Anda boleh berkomentar sesuai dengan tema artikel di atas. Lain dari itu, komentar Anda tidak akan dipublikasikan. Terimakasih.